Selasa, 09 Juli 2013

.: Berkah Mutasi :.

6 Mei 2013, tengah malam

Memang seperti biasa sebagai emak menyusui akan terserang syndrome bangun tengah malam kemudian tak bisa memejamkan mata lagi dan kahirnya tangan akan secara otomatis mengutak atik gadget.
Hal itu pulalah yg kualami, jelang tengah malam.
Membuka socmed dan menemukan postingan dari Mbak Dian tentang mutasi.

Hah ??!!

Bagai disengat listrik, aku segera bangkit. Membuka jaringan kantorku, mencoba mencari namaku. Berharap ada mukjizat dan namaku tertera di sana, Apalagi memang sedang bingung-bingungnya karena tanggal 12 Juni mas akan berangkat ke Melbourne sementara ART aku tak punya.
Setelah lelah mencari namaku di deretan yang banyak itu, akupun menyerah. Sepertinya mutasi ini hanya untuk para Account Representative saja.

Segera kulanjutkan tidur malamku. Baru saja ingin memejamkan mata, sebuah SMS masuk ke ponsel. Mengucapkan selamat, karena akhirnya aku mutasi ke kota asalku, tempat domisiliku.
Sempat ga percaya, karena aku sudah mengeceknya dan tidak menemukan namaku. Olala..... ternyata adik juniorku yg baik hati ini menemukan namaku di halaman paling bawah karena memang di situlah nama-nama pelaksana tercantum.

Alhamdulillah.......

Hikmah yang saya dapatkan :

Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan hanya apa yang kita inginkan

.: Uti Tembi ke Pasar Terapung :.

Banjarmasin

Kota ini adalah tempatku dilahirkan
Bermain, menghabiskan masa kecilku
Menamatkan sekolahku hingga SMA
Lalu setelah itu menjalani masa-masa ikatan dinasku di kota sebelah
Walaupun tetap pulang-pergi setiap hari dari Banjarmasin

Banjarmasin adalah kota dengan julukan "Seribu Sungai". Julukan tersebut pernah pudar pada kenyataannya, tetapi tahun-tahun ini sepertinya masa kejayaan sungai akan terangkat kembali, walaupun mungkin tidaklah sepopuler dulu. Budaya sungai tergantikan oleh hiruk pikuknya jalan raya yang lebih praktis.

Biasanya kalo wisatawan datang ke Banjarmasin, objek wisata yang bagaikan magnet adalah pesona Pasar Terapung. Wajar siy, karena Floating Market ini hanya ada di dua tempat di dunia ini, satu di Banjarmasin, Indonesia dan satu lagi di Bangkok, Thailand.

Untuk lokasi, Pasar Terapung yang masih eksis terletak di Muara Sungai Kuin, yang jaraknya dengan Banjarmasin relatif dekat. Satu lagi berlokasi di Lokbaintan, Kabupaten Banjar. Secara pribadi, saya menilai Pasar Terapung yang benar-benar masih nampak aslinya yakni yang berlokasi di Lokbaintan. Lebih ramai dengan kelotok / jukung yang  hilir mudik di pagi buta , mengangkut para tuannya menjajakan dagangannya

Tapiii.... kalo pengen liat miniatur Pasar Terapung yang jaraknya dekat-dekat saja, ada alternatifnya lho. Di siring depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin, masjid termegah di Banjarmasin, setiap Minggu pagi bak disulap menjadi Pasar Terapung dadakan.
Lucu juga jadinya.

Ketika ibu mertua berkesempatan datang dari Jogja untuk menengok kami, beliau kami ajak 'berwisata' ke situ aja, hehehe.... Murah meriah dan ga terlalu capek. Beliau seneeeeng sekali dan terkagum-kagum dengan hasil bumi yang menurut beliau murah. Alhasil, datang dengan tangan kosong, pulang dengan boyok pegel, hehehe.....

Bahagia itu begini ya, ga pake capek, hemat pula.....

.: Nganyari Rumah :.

1 April 2013

Nganyari rumah tau ga artinya apa ?
Hehehe..... malah ngasih tebak-tebakan.
Nganyari rumah maksudnya menempati rumah yang baru jadi.

Rumah siapa niy ?
Statusnya sekarang rumah orang tua. Tadinya berencana untuk urunan dengan ortu, eh ternyata ortu punya pertimbangan lain sehingga uangku dan Mas dikembalikan oleh beliau berdua.

Rumah yang terletak dekat dengan ortu itu sebenarnya sudah lama disiapkan untuk kami tempati. Biar aku dan Mas mandiri karena sudah berkeluarga, tapi ortu juga ga pengen kami berjarak jauh dari beliau. Kebetulan ada 2 bidang tanah kosong yang belum dimanfaatkan dekat rumah ortu. Tanah tersebut rencananya sebagai lahan Bapak bersibukria setelah pensiun Juli 2013. Malah akhirnya yg 1 bidang dibangun rumah untuk kami. Rumahnya baru jadi Januari 2013, hampir 1,5 tahun baru kelar. Lama ya....

Maklum, fondasi di tanah rawa seperti di daerah Banjarmasin memang harus lebih diperhatikan dan dananya mantap nian, hehe....jadilah waktu pekerjaan juga lebih lama.

Rumah tersebut baru kami tempati pada 1 April 2013, karena Mas selesai EAP 16 Maret 2013. Senang juga bisa ada di rumah sendiri. Walau agak keteteran pada awalnya. Lebih senang lagi karena dekat dengan ortu dan jujur, itu memudahkan. Ga kebayang kalo rumah kami jauh dari ortu.

Anak-anak senang juga karena rumah terasa lapang, belum banyak perabot. Mereka bisa berlarian tanpa takut tersenggol guci-guci milik Mbahnya, hehe....

Sayangnya, pada awal Juni kami akan pindah lagi dari rumah ini. Boyongan lagi ke rumah ortuku karena rasanya aku tak sanggup hanya bertiga dengan anak-anak sepeninggal Mas ke Melbourne nanti.

Kalo dihitung-hitung, sepanjang pernikahanku dan Mas, berapa kali kami pindahan yaa... ?
Hehehe (ini celetukan Masku)

.: Mudik Terakhir :.

4 - 11 Mei 2013, Bantul, Jogjakarta

Judulnya berasa sesuatu deh, hehehe....
Memang agak gimana, tapi sepertinya ini akan menjadi mudik terakhir selama kurun waktu beberapa tahun.

Setelah mendapat kepastian pemberangkatan Mas, kami segera bersiap mudik untuk minta doa restu orang tua Mas di Bantul, Jogja. Mudik ini sekaligus momen pamitan dan perpisahan untuk sementara waktu, karena Idul Fitri 1434 H sepertinya aku dan anak-anak juga tidak bisa datang lagi ke Jogja karena Mas uda di Melbourne.

Hari Sabtu, 4 Mei 2013 siang, Mbah Kung dan Uti mengantarkan kami sekeluarga ke Bandara Syamsuddin Noor, Banjarbaru. Pesawat Lion Air yang akan kami tumpangi berangkat pada pukul 14.00 WITA. Mas Faqih dan Adhek Nizar senang bukan kepalang karena bakal naik pesawat (lagi).

Sampai di Bandara Adisucipto, Jogja, kami disambut gerimis dan dinginnya udara malam. Seperti biasa, yang menjemput adalah Bulik Wi sekeluarga. Lambaian tangan Bagas, putra mereka, dari kejauhan sudah terlihat. Memang setiap kali begitu kebiasaan Bagas kalo menjemput kami. Bagas akan naik ke lantai 2 yang kaca jendelanya menghadap ke landasan pacu dan melambaikan tangannya begitu melihat sosok kami terlihat di kejauhan sedang turun dari pesawat, hehe lucu ya.....

Akhirnya ... welcome home...
Sejuknya udara desa plus uademnya kuhirup dalam-dalam di Tembi.
Sepi, karena sudah larut malam. Segera kami beristirahat setelah mencium tangan Bapak.
Anak-anak pun pulas tertidur.

Lega.........

:. 4th of My Old Son :.

31 Mei 2013

Sedih sebenarnya, amat sangat terlambat meng-update milad ke-4 Mas Faqih...
Tapi ada banyak sekali hal terjadi dalam kurun waktu Mei hingga Juni 2013. InsyaAllah satu per satu akan kuabadikan di sini.

Dimulai dari 31 Mei 2013, tanggal di mana sulungku lahir empat tahun yang lalu. Seperti biasa, order kue lucu dulu di Mbak Lily. Kali ini ga tergesa-gesa. Kalo mo liat blognya silakan intip di Lilycakeshop.blogspot.com. Alhamdulillah banget, ga rugi pesen dari jauh-jauh hari karena -maafkan daku ya Mbak- Mbak Lily sedang ada musibah dan baru akan membuka lapaknya kembali di akhir Mei. Jadi pas banget waktunya.

Kali ini rumah terasa semarak, karena Uti dari Jogja sedang datang dan menemani kami.

Tak terasa, waktu kian berlari....
Semakin hari, engkau tumbuh dewasa, Anakku...
Serasa baru kemarin Mama memeluk dan menyusuimu....
Ternyata semua tlah kita lalui....

Mama dan Bapak selalu mendoakan, semoga Mas Faqih menjadi jundi yang shalih, penegak risalah Allah di muka bumi ini, dan menjadi qurrota a'yun bagi orang tua serta menjadi insan yang sukses di dunia maupun di akhirat, amin....


Jadi mellow, hiks